Kamis, 31 Oktober 2019

Rangkuman Pelajaran Bahasa Indonesia

Rangkuman Materi Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar


Belajar Bahasa Indonesia 
Sejak Sekolah Dasar Kita semua sudah mempelajari pelajaran Bahasa Indonesia, memang terbilang sangat mudah karena kita terlahir di Indonesia, namun kita perlu mempelajari Bahasa Indonesia yang Baik dan benar, disini saya sudah merakum materi tentang Bahasa Indonesia yang Baik dan benar dari berbagai sumber.




A. BAHASA INDONESIA yang BAIK dan BENAR
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa melayu, bahasa daerah, bahasa asing. Alasan kenapa bahasa melayu yang dijadikan bahasa Indonesia karena bahasa melayu sudah ada sejak jaman sriwijaya dengan banyak ditemukan banyak prasasti, demokratis yakni bahwa bahasa melayu tidak mengenal tingkatan, linguanfranca yakni sebagai bahasa kependudukan dan mudah dan mampu berkembang sesuai dengan budaya.
Bahasa yang baik dan benar adalah bahasa yang digunakan sesuai dengan situasi pembicaraan (yakni, sesuai dengan lawan bicara, tempat pembicaraan dan ragam pembicaraan), dan sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia (seperti: sesuai dengan kaidah ejaan, pungtuasi, istilah dan tata bahasa).
Kata yang dipakai dalam bahasa Indonesia adalah kata yang tepat dan serasi serta baku. Kata yang tepat dan serasi merupakan kata yang sesuai dengan gagasan atau maksud penutur atau sesuai dengan arti sesunggunya dan sesuai dengan situasi pembicaraan. Kata yang baku merupakan kata yang sesuai dengan ejaan. Kalimat yang dipakai dalam dalam bahasa Indonesia adalah kalimat yang efektif.
Kalimat efektif harus
a. Mudah di pahami oleh orang lain.
b. Memenuhi unsur penting kalimat, minimal ada subjek dan predikat, terutama untuk ragam tulis.
c. Menggunakan kata yang tepat dan serasi.
d. Gramatikal, seperti: menggunakan pungtuasi dan kata baku, menggunakan struktur yang benar, frasa selalu D-M, menggunakan kata yang sesuai dengan fungsinya/ kedudukannya.
e. Rasional, yakni menggunakan gagasan yang dapat di cerna oleh akal sehat.
f. Efisien, menggunakan unsur sesuai kebutuhan, tidak boleh berlebihan.
g. Tidak ambigu, tidak menimbulkan dua arti yang membingungkan.

B. KAIDAH BAHASA INDONESIA
Kaidah bahasa Indonesia meliuti:
1. Fonologi
Fonologi adalah bagian tata bahasa atau bidang ilmu bahasa yang menganalisis bunyi bahasa secara umum. Istilah fonologi, yang berasal dari gabungan kata Yunani phone 'bunyi' dan 'logos' tatanan, kata, atau ilmu' dlsebut juga tata bunyi.
Bidang ini meliputi dua bagian.
a. Fonetik,
yaitu bagian fonologi yang mempelajari cara menghasilkan bunyi bahasa atau bagaimana suate bunyi bahasa diproduksi oleh alat ucap manusia, vokal 5, konsonan 21.
b. Fonemik,
yaitu bagian fonologi yang mempelajari bunyi ujaran menurut fungsinya sebagai pembeda arti. Bunyi ujaran yang bersifat netral, atau masih belum terbukti membedakan arti disebut fona, sedang fonem ialah satuan bunyi ujaran terkecil yang membedakan arti.
Variasi fonem karena pengaruh lingkungan yang dimasuki disebut alofon. Gambar atau lambang fonem dinamakan huruf. Jadi fonem berbeda dengan huruf. Vokal adalah fonem yang dihasilkan dengan menggerakkan udara keluar tanpa rintangan. Konsonan adalah fonem yang dihasilkan dengan menggerakkan udara keluar dengan rintangan. Yang dimaksud dengan rintangan dalam hal ini adalah terhambatnya udara keluar oleh adanya gerakan atau perubahan posisi artikulator .
Untuk menghasilkan suatu bunyi atau fonem, ada tiga unsur yang penting yaitu:
a. Udara.
b. Artikulator atau bagian alat ucap yang bergerak,
c. Titik artikulasi atau bagian alat ucap yang menjadi titik sentuh articulator.
Diftong.
Diftong adalah dua vokal beurutan yang diucapkan dalam satu kesatuan waktu. Diftong dalam babasa Indonesia adalah ai ,au, dan oi.
Contoh :petai, lantai, pantai, santai, harimau, kerbau, imbau, pulau, amboi.
Kluster
Kluster adalah konsonan rangkap yang diucapkan dalam waktu yang sama. Seperti strategi tidak dibaca seterategi.
Fonem dan Pembuktiannya.
Fonem adalah satuan bunyi terkecil yang berfungsi membedakan arti. Fonem dapat dibuktikan melalui pasangan minimal. Pasangan minimal adalah pasangan kata dalam satu bahasa yang mengandung kontras minimal.
Contoh :
Pola & rnembedakan /o/ dan/pula /u/
Barang & membedakan /b/ dan /p/parang Fonem dan Huruf Bahasa Indonesia memakai ejaan fonemis, artinya setiap huruf melambangkan satu fonem.
Namun demikian masih terdapat fonem-fonem yang dilambangkan dengan diagraf (dua hunuf melambangkan satu fonem) seperti ny, ng, sy, dan kh. di samping itu ada pula diafon (satu huruf yang melambangkan dua fonem) yakni huruf e yang digunakan untuk menyatakan e pepet dan e taling.
Huruf e melambangkan e pepet terdapat pada kata seperti : sedap, segar, terjadi. Huruf e melambangkan e taling terdapat pada kata seperti : ember, tempe, dendeng.

2.  Morfologi
Ilmu yang mempelajari bentuk kata, diantaranya
a. Kata dasar
b. Kata jadian
   Kata berimbuhan
   Kata ulang
   Kata majemuk

3.  Sintaksio
Pola dasar kalimat
a.  S. P (Sabjek, predikat)
    Kalimat sempurna
    Kalimat inti
    Kalimat intransitive
    Kalimat inversi
b.  S. P. K (sabjek, prediket, keterangan)
    Kalimat sempurna
    Kalimat inti
    Kalimat intransitive
c.  S. P. O (sabjek, predikat objek)
    Kalimat sempurna
    Kalimat inti
    Kalimat inversi
    Kalimat transitif
d.  S. P. O. K (sabjek, predikat, objek, keterangan)
    Kalimat sempurna
    Kalimat inti
    Kalimat intransitive
    Kalimat inverse
    Kalimat transitif
    Kalimat mayor.

4.  Semantik (makna kata)
    pukul dipakai untuk urusan waktu.
    Jam dipakai menunjukkan benda yang berhubungan dengan waktu/ jumlah waktu.
5.  Etimolologi (usal-usul kata)

C.  BAHASA INDONESIA BAKU 
Bahasa baku merupakan ragam bahasa yang cara pengucapan atau penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah standar atau kaidah-kaidah yang di bakukan.
Kaidah standar yang dimaksud dapat berupa:
1.  Pedoman ejaan (EYD)
2.  Tata bahasa baku
3.  Kamus umum
Ciri-ciri bahasa Indonesia baku adalah sebagai berikut:
a. Tidak dipengarui bahasa daerah
Baku           : saya, ibu, bertemu
Tidak baku  : gue, nyokap, ketemu
b. Tidak dipengaruhi bahasa asing
Baku           : kantor tempat saya bekerja
Tidak baku  : kantor dimana saya bekerja
c. Bukan merupakan ragam bahasa percakapan
Baku           : dengan, tidak, tetapi
Tidak baku  : sama, nggak, tapi
d. Pemakaian imbuhan secara eksplisit
Baku            : Ia bekerja keras
Tidak baku  : Ia kerja keras
e. Pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat
Baku           : disebabkan oleh, suka akan
Tidak baku  : disebabkan karena, suka dengan
f. Tidak terkontaminasi, tidak rancu
Baku           : berkali-kali, mengajar siswa
Tidak baku  : berulang kali, mengajar bahasa
g. Tidak mengundang arti pleonasme
Baku           : hadirin, pada zaman dahulu
Tidak baku  : para hadirin, pada jaman dahulu kala
h. Tidak mengandung hiperkorek
Baku           : Insaf, Syukur, Pihak
Tidak baku  : Insya, Sukur, Fihak

D.  FUNGSI BAHASA INDONESIA BAKU
Bahasa Indonesia baku mempunyai empat fungsi, yaitu:
a. Bahasa Indonesia baku berfungsi pemersatu 
Bahasa Indonesia baku mempersatukan atau memperhubungkan penutur berbagai dialek bahasa itu. Bahasa Indonesia baku mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat bahasa Indonesia baku. Bahasa Indonesia baku mengikat kebhinekaan rumpun dan bahasa yang ada di Indonesia dengan mangatasi batas-batas kedaerahan. Bahasa Indonesia baku merupakan wahana atau alat dan pengungkap kebudayaan nasional yang utama. Fungsi pemersatu ini ditingkatkan melalui usaha memberlakukannya sebagai salah satu syarat atau ciri manusia Indonesia modern.
b. Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai penanda kepribadian 
Bahasa Indonesia baku merupakan ciri khas yang membedakannya dengan bahasa-bahasa lainnya. Bahasa Indonesia baku memperkuat perasaan kepribadian nasional masyarakat bahasa Indonesia baku. Dengan bahasa Indonesia baku kita menyatakan identitas kita. Bahasa Indonesia baku berbeda dengan bahasa Malaysia atau bahasa Melayu di Singapura dan Brunai Darussalam. Bahasa Indonesia baku dianggap sudah berbeda dengan bahasa Melayu Riau yang menjadi induknya.
c. Bahasa Indonesia baku berfungsi penambah wibawa
Pemilikanbahasa Indonesia baku akan membawa serta wibawa atau prestise. Fungsi pembawa wibawa berkaitan dengan usaha mencapai kesederajatan dengan peradaban lain yang dikagumi melalui pemerolehan bahasa baku. Di samping itu, pemakai bahasa yang mahir berbahasa Indonesia baku “dengan baik dan benar” memperoleh wibawa di mata orang lain. Fungsi yang meyangkut kewibawaan itu juga terlaksana jika bahasa Indonesia baku dapat dipautkan dengan hasil teknologi baru dan unsur kebudayaan baru. Warga masyarakat secara psikologis akan mengidentifikasikan bahasa Indonesia baku dengan masyarakat dan kebudayaan modern dan maju sebagai pengganti pranata, lembaga, bangunan indah, jalan raya yang besar. Gengsi juga melekat pada bahasa Indonesia karena ia dipergunakan oleh masyarakat yang berpengaruh yang menambah wibawa pada setiap orang yang mampu menggunakan bahasa Indonesia baku.
d. Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai kerangka acuan
Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai kerangka acuan bagi pemakainya dengan adanya norma atau kaidah yang dikodifikasi secara jelas. Norma atau kaidah bahasa Indonesia baku itu menjadi tolok ukur pemakaian bahasa Indonesia baku secara benar. Oleh karena itu, penilaian pemakaian bahasa Indonesia baku dapat dilakukan. Norma atau kaidah bahasa Indonesia baku juga menjadi acuan umum bagi segala jenis pemakaian bahasa yang menarik perhatian karena bentuknya yang khas, seperti bahasa ekonomi, bahasa hukum, bahasa sastra, bahasa iklan, bahasa media massa, surat-menyurat resmi, bentuk surat keputusan,undangan, pengumuman, kata-kata sambutan, ceramah, dan pidato 

Keempat fungsi bahasa yang baik dan benar itu berkaitan erat dengan tiga macam batin penutur bahasa sebagai berikut:
a. fungsinya sebagai pemersatu dan sebagai penanda kepribadian bangsa membangkitkan kesetiaan orang terhadap bahasa itu;
b. fungsinya pembawa kewibawaan berkaitan dengan sikap kebangsaan orang karena mampu beragam bahasa itu; dan
c. fungsi sebagai kerangka acuan berhubungan dengan kesadaran orang akan adanya aturan yang baku layak diatuhi agar ia jangan terkena sanksi sosial.

Fungsi bahasa baku lazim juga dipakai dalam situasi dan konsidi sebagai berikut di bawah ini:
1. Komunikasi Resmi (Tertulis)
Contoh : Surat-menyurat resmi, pengumuman resmi, undang-undang, peraturan, dan lain-lain.
2. Pembicaraan Formal Di Depan Umum (Lisan)
Contoh : Pidato, ceramah, khotbah, mengajar sekolah, mengajar kuliah, dan lain sebagainya.
3. Wacana Teknis (Tertulis)
Contoh : Karangan ilmiah, skripsi, tesis, buku pelajaran, laporan resmi, dan lain-lain.
4. Pembicaraan Formal (Lisan)

E. EJAAN yang DISEMPURNAKAN
Ejaan bahasa Indonesia yang berlaku dewasa ini disebut Ejaan (bahasa Indonesia) yang disempurnakan (EyD), huruf-huruf yang digunakan adalah huruf latin, yakni huruf (alfabet) yang digunakan juga oleh sebagian besar bangsa di dunia ini untuk menuliskan bahasa mereka. Walaupun alphabet yang digunakan sama, tetapi karena ejaan itu hanyalah suatu konvensi grafis, maka sistem penggunaan huruf-huruf itu tidak sama antara bahasa yang satu dan bahasa yang lain. Bahasa Indonesia pun mempunyai system ejaanya sendiri.
1. Penulisan Huruf 
Huruf a, i, u, e, dan o disebut huruf vocal, huruf lainnya yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z disebut huruf konsonan.
a. Huruf Besar atau Huruf Kapital
Contoh:
Ayahnya seorang penulis di penerbit erlangga
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata di awal kalimat.
Contoh:
Rifki bertanya kepada Rika, “Kamu punya uang berapa?”
“Saya hanya membaca buku ini saja, tidak lebih,” katanya
c. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, agama, dann kitab suci.
Contoh:
 Allah             Alqur’an
Islam              Injil
Kristen           Taurat
d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Contoh:
Nabi Muhammad
Sultan Demak
e. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang, atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Contoh:
Wali Kota Tasikmalaya
Departemen Pendidikan Nasional
f. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang.
Contoh:
Ampere
Dini Aminarti
g. Huruf kapital tidak digunakan sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan.
Contoh:
20 ampere
mesin diesel
h. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku dan bahasa.
Contoh:
bangsa Indonesia
suku Batak
i. huruf kapital tidak dipakai jika nama bangsa, suku, dan nama bahasa itu dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
Contoh:
pengindonesiaan kata asing
kesunda-sundaan
j. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Contoh:
bulan Agustus
perang Dunia
k. huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama.
Contoh:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.
l. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Contoh:
Asia Tenggara
Danau Toba
m. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsure nama diri.
Contoh:
      daerah tenggara
      air danau
n. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang digunakan sebagai nama jenis.
Contoh:
      gula jawa
      kacang bali
o. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi, kecualai kata seperti dan.
Contoh:
Republik Indonesia
Menteri Kehakiman dan HAM
p. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, untuk, yang tidak terletak di posisi awal.
Contoh:
Sudah dua bulan Ayah berlangganan Koran Republika.
q. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsure singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan.
Contoh:
Dr.     (doctor)
Prof.  (professor
r. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
Contoh:
“Tas ini punya Ibu?” tanya Ami kepada Bu Riska.
“Kapan Paman akan dating ke rumah kita?” tanya Alam kepada Kak Anto.
s. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.
Contoh:
            Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
            Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
t. Huruf capital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Contoh:
Sudahkah Anda tahu?
Surat Anda telah kami terima.
            http://materidantutorial.blogspot.com/2018/02/rangkuman-materi-bahasa-indonesia-yang.html?m=1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar